![]() |
Ilustrasi |
Washington - Perang melawan obat-obat terlarang telah gagal, menurut laporan yang disusun oleh mantan pemimpin dunia dan politikus.
Laporan dari Komisi Global untuk Kebijakan Obat-Obat tersebut menyerukan adanya sebuah kebijakan untuk obat-obat terlarang dan mencabut usaha mengkriminalkan pengguna.
Komisi ini terdiri dari mantan Sekretaris-Jenderal PBB Kofi Annan, dan mantan pemimpin Meksiko, Kolombia, Brazil dan pengusaha Inggris, Sir Richard Branson.
Namun pemerintah Amerika Serikat menolak hasil komisi tersebut dan menyebutnya sebagai salah kaprah.
Laporan komisi mengatakan kebijakan antiobat-obat terlarang telah gagal karena justru memicu gerakan kriminal teroganisir yang menewaskan ribuan orang dan memakan biaya puluha juta dolar.
Laporan ini mengemukakan data dari PBB yang menyebut kenaikan peredaran opium di seluruh dunia hingga 35%, peredaran kokain 27% untuk jangka waktu 1998 hingga 2008.
Para penulis juga mengkritik sejumlah pemerintah yang mengklaim sukses atas perang melawan obat-obat terlarang.
"Pemimpin politik dan figur publik seharusnya punya keberanian untuk menyampaikan secara publik apa yang mereka akui secara pribadi, yaitu sejumlah bukti menunjukan bahwa stategi yang represif tidak bisa mengatasi masalah obat-obat terlarag dan perang melawan obat-obat (terlarang) belum dan tidak akan bisa menang," demikian laporan tersebut.
Laporan dari Komisi Global untuk Kebijakan Obat-Obat tersebut menyerukan adanya sebuah kebijakan untuk obat-obat terlarang dan mencabut usaha mengkriminalkan pengguna.
Komisi ini terdiri dari mantan Sekretaris-Jenderal PBB Kofi Annan, dan mantan pemimpin Meksiko, Kolombia, Brazil dan pengusaha Inggris, Sir Richard Branson.
Namun pemerintah Amerika Serikat menolak hasil komisi tersebut dan menyebutnya sebagai salah kaprah.
Laporan komisi mengatakan kebijakan antiobat-obat terlarang telah gagal karena justru memicu gerakan kriminal teroganisir yang menewaskan ribuan orang dan memakan biaya puluha juta dolar.
Laporan ini mengemukakan data dari PBB yang menyebut kenaikan peredaran opium di seluruh dunia hingga 35%, peredaran kokain 27% untuk jangka waktu 1998 hingga 2008.
Para penulis juga mengkritik sejumlah pemerintah yang mengklaim sukses atas perang melawan obat-obat terlarang.
"Pemimpin politik dan figur publik seharusnya punya keberanian untuk menyampaikan secara publik apa yang mereka akui secara pribadi, yaitu sejumlah bukti menunjukan bahwa stategi yang represif tidak bisa mengatasi masalah obat-obat terlarag dan perang melawan obat-obat (terlarang) belum dan tidak akan bisa menang," demikian laporan tersebut.
Sumber : mediaindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar